- by Karina
- 07 December 2023
Loading
Pada wilayah administratif Kota Medan yang sekarang, di bagian utara kota ini, di kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan, ditemukan jejak kota kuno abad 11 berdasar bukti bukti ribuan temuan arkeologis yang tidak terbantahkan. Temuan arkeolgis di situs kelurahan Paya Pasir yang sejak Jhon Anderson pertama kali menyebut (1823) dengan nama Kota Cina , telah dituangkan dalam dua disertasi Jhon Miksic (1979), Mckinnon (1984), puluhan publikasi internasional peneliti dalam negeri dan asing, termasuk eskavasi 6 tahun (2010-2016) team kerjasama Pusat Arkeologi Nasional dan EFEO Prancis pimpinan Daniel Perret. Kini sedang ditunggu buku tebal hasil penelitian 6 tahun team Prof. Daniel Perret menggunakan teknik moderen berbasis laboratorium seperti uji karbon, tes DNA, analisis biokimia, geoarcheologi/geomorphologi, tes fisika atas kaca, batuan, keramik dan tembikar.
Salah satu hasil tes laboratorium yang sudah dipublikasikan adalah Analisis Laboratorium (C14) terhadap bagian kayu bekas tiang rumah yang ditemukan sekitar 1.3 m di bawah tanah, yang tes laboratoriumnya menunjukkan kayu itu berasal dari tahun 1080. Analisis kayu kuno ini dilakukan di Harwell atas dukungan dana dari Universitas Durham. (Mckinnon, 1984). Kayu yang diduga tiang bangunan itu dikenali dengan nama lokal (Melayu) sebagai Kayu Dungun (Heritiera littoralis Dryand), satu spesies kayu yang dianggap sebagai kayu Melayu yang paling tahan banting. Potongan kayu kuno ini terselamatkan dan terpelihara dengan baik sampai saat ini akibat karakter tanah lapisan bawah situs yang dipenuhi air payau. Air payau mengandung komposisi kimia alami yang berfungsi sebagai pengawet benda benda organik ratusan bahkan seribuan tahun.
Kayu bekas permukiman orang Medan kuno terus dikumpulkan dalam sebuah lobang berair payau di dalam Museum Kuno Kota Medan yang terletak di Kelurahan Paya Pasir. Juga terdapat kayu Nibung Kuno, Kayu Ulin dan berbagai kayu lain yang belum teridentifikasi. Bulan April 2017 yang lalu di lokasi depan museum saat penduduk membuat waduk pengendali banjir dikedalaman 1,5 meter ditemukan puluhan tiang kayu kuno yang masih terpacak dan belum bisa dicabut. Bongkahannya yang di duga kayu Ulin kuno diserahkan warga ke museum. Lobang lobang bekas fondasi atau tiang rumah warga ditemukan di berbagai kotak eskavasi situs ini sejak tahun 1980 an, seperti nampak dalam salah satu kotak eskavasi Mckinnon terlampir.
Adanya tiang rumah penduduk dari kayu pilihan, membuktikan adanya permukiman menetap yang stabil selama ratusan tahun di kota Medan. Berdampingan dengan tiang tiang rumah kuno itu ditemukan sampah dapur warga Medan kuno seperti jutaan kulit kerang , tulang hewan mamalia serta ikan. Siapa warga Medan kuno ini? Tes laboratorium akan bisa mengungkapnya di masa depan, berkejaran waktu dengan tingkat kecerdasan Pemerintah Kota Medan yang membiarkan warisan sejarah kota Medan terus hancur.
Bukti bukti arkelogis ini perlu untuk mereka yang rabun sejarah ketika membicarakan sejarah kota Medan. Mau dari titik mana kita menghitung tonggak awal sejarah Kota Medan? Mau dari perannya sebagai pusat perdagangan internasional kuno, sebagai tempat para penghuni kuno warga Medan ataukah sebagai kota moderen yang embrionya baru muncul pada abad 19-20?
source: Prof. Phil. Ichwan Azhari, M.S.
1 Comments:
Leave a Reply